Senin, 01 Desember 2008

“Semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai “

“Semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai “

(Yes 11:1-10;
Luk 10:21-24)



“Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus
dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang
pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada
seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak
dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah
itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata:
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata
kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi
tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya” (Luk 10:21-24),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini..



Berrefleksi
atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

· Orang bijak dan pandai, yang pada umumnya kemudian
menjadi pemimpin, sering berbicara sedikit dan umum serta tidak sampai
mendetil. Karena tugas dan fungsinya ia juga jarang berurusan dengan yang
kecil-kecil dan sederhana. Sebaliknya orang-orang kecil seperti pegawai, buruh
atau pembantu rumah tangga berurusan dengan hal-hal kecil-kecil seperti menu
makanan dan minuman dengan segala ramuannya, kebersihan lingkungan, rumah atau
gedung sehingga peka akan aneka jenis kotoran atau sampah sekecil apapun,
dst.. Jika kita cermati dan perhatikan
kiranya apa yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari demi kesehatan,
kebahagiaan dan kesejahteraan kita adalah hal-hal atau perkara-perkara kecil.
Peralatan, sarana atau alat-alat yang canggih dan sangat berpengaruh di masa
kini juga sangat kecil, misalnya serat optic yang melancarkan aneka macam
ketubuhan dengan berkomunikasi. Maka marilah di masa Adven ini kita perhatikan
apa-apa yang kecil dan sederhana, tentu saja pertama-tama dan terutama adalah
sesama manusia, yaitu mereka yang miskin, lemah dan serba berkekurangan atau
para pegawai dan buruh, pembantu rumah tangga dst.. Pada umumnya mereka ini
adalah para pelaksana aneka kebijakan dan keputusan dari mereka yang bijak dan
pandai, dengan kata lain tanpa mereka aneka kebijakan dan keputusan tinggal
tetap dalam kata-kata dan tak pernah dilaksanakan. Yang lebih kita butuhkan
adalah pelaksanaan atau penghayatan bukan kata-kata atau omongan atau rumusan.
Kepada para pengusaha atau orang kaya kami berharap agar memperhatikan para
pegawai, buruh atau pembantu rumah tangga secara memadai, sehingga mereka dapat
hidup damai sejahtera. .

· “Celakalah
mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mereka yang
mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk menghalang-halangi
orang-orang lemah mendapat keadilan dan untuk merebut hak orang-orang sengsara
di antara umat-Ku, supaya mereka dapat merampas milik janda-janda, dan dapat
menjarah anak-anak yatim!” (Yes 10:1-1-2), demikian seruan Yesaya kepada
kita semua. Seruan ini memang pertama-tama dan terutama terarah kepada mereka
yang sering atau selalu ‘menentukan
ketetapan-ketetapan’ untuk atau demi
hidup bersama, entah di dalam keluarga, masyarakat/Negara, maupun tempat kerja
dan kebersamaan hidup dalam bentuk apapun. Hendaknya ditentukan
ketetapan-ketetapan atau kebijakan-kebijakan yang adil, yang memperhatikan
mereka yang lemah, para janda maupun anak-anak yatim. Secara khusus saya
mengingatkan dan mengajak para pengurus LSM yang bergerak dalam pelayanan atau
perhatian terhadap mereka yang lemah, misalnya: orang miskin, korban-korban
kekerasan atau bencana alam, panti-panti asuhan, dst.. Pada umumnya mencari dan
mengusahakan sumbangan untuk membantu mereka alias atas nama yang lemah, miskin
dan berkekurangan tidak terlalu sulit, dengan catatan apa yang diperoleh atau
diterima sepenuhnya digunakan atau difungsikan bagi mereka, bukan bagi para
pengurus LSM yang bersangkutan. Maaf dan maklum hal ini saya angat dan ingatkan
karena dalam berbagai kasus gerakan demi yang miskin dan berkekurangan atau
para korban bencana alam ada oknum-oknum tertentu yang merampas hak mereka yang miskin, lemah dan berkekurangan, alias
menjadikan orang miskin, lemah dan berkekurangan untuk memperkaya diri dengan
mencari sumbangan alias mengemis atau korupsi. Dana dan sumbangan terkumpul
tidak langsung difungsikan bagi mereka yang berhak menerimanya, melainkan
disimpan atau ditahan. Konon mereka terpaksa menyimpan dan menahannya karena
takut tidak dapat bertindak adil dalam menyalurkannya, takut ada oknum-oknum
yang langsung melayani mereka yang miskin dan berkekurangan melakukan korupsi.
Tetapi sebenarnya yang ada ialah bahwa ‘para bijak dan pandai’ sendiri yang
korupsi dan merampas hak orang miskin, lemah dan berkekurangan, maka kepada
mereka ini kami ajak untuk bertobat dan memperbaharui diri.



“Ia akan melepaskan orang miskin yang
berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya
penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan
menyelamatkan nyawa orang miskin”
(Mzm 72:12-13)



Jakarta, 2 Desember 2008

Tidak ada komentar: