Minggu, 01 Maret 2009

“Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

“Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah
seorang dari yang paling hina ini kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

(Im 19:1-2.11-18; Mat 25:31-46)



“Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami
melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau
telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau
sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan
menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah
kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke
dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku
tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan menjawab
Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau
sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami
tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari
yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini
akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang
kekal."(Mat 25:37-46), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini



Berrefleksi
atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

·
Ibu Teresa dari
Calcuta pernah berkata: “Dalam kehidupan
ini kita tidak dapat melakukan sesuatu hal yang besar, kita hanya bisa lakukan pekerjaan kecil dengan cinta yang
besar”. Apa yang dikatakan ini hemat saya merupakan kebenaran yang tak
dapat disangkal: bukankah apa yang kita lakukan setiap hari adalah pekerjaan
kecil-kecil atau hal-hal kecil dari bagian sesuatu yang besar? Sabda hari ini
mengajak kita untuk tidak hanya melakukan pekerjaan kecil tetapi juga
memperhatikan mereka yang kecil dan berkekurangan, yaitu mereka yang lapar,
haus, terasing, telanjang, sakit atau terpenjara. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku”. Marilah kita perhatikan mereka yang paling hina di
dalam keluarga kita, tempat kerja kita, masyarakat dan bangsa kita. Di dunia
ini kiranya mereka yang hina atau miskin lebih sedikit daripada yang terhormat,
sejahtera dan berkecukupan, misalnya di Indonesia mereka yang berada di bawah
garis kemiskinan kurang lebih 35% , yang berarti yang berada di atas garis
kemiskinan kurang lebih 65%. Dengan kata lain jika satu atau dua orang
sejahtera dan berkecukupan memperhatikan satu orang yang hina dan miskin
kiranya damai sejahtera akan menjadi nyata atau terwujud di dunia, di bumi ini.
Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus marilah kita imani “bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi
miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya”
(2Kor 8:9). Aneka macam bentuk kekayaan yang kita miliki dan kuasai saat ini
merupakan anugerah Tuhan yang kita terima melalui kebaikan sesama dan saudara-saudari
kita, maka marilah kita fungsikan demi kesejahteraan semua orang.

· “Janganlah kamu
mencuri, janganlah kamu berbohong dan berdusta seorang kepada sesamanya,
bersumpah dusta demi nama-Ku, memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau
merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok
harinya, kaukutuki orang tuli dan di
depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, berbuat curang dalam
peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan
janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus
mengadili orang sesamamu dengan kebenaran, pergi kian ke mari menyebarkan
fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup
sesamamu manusia, membenci saudaramu di dalam hatimu,” (Im 19:11-17).
Kutipan di atas ini kiranya merupakan perintah moral atau etis yang harus kita
laksanakan atau hayati bersama-sama. Sekiranya kita masih melakukan apa yang
dilarang tersebut, marilah bertobat, sebaliknya jika ada sesama atau
saudara-saudari kita yang melakukan apa yang dilarang tersebut hendaknya
dibetulkan dengan cintakasih dan rendah hati. Marilah kita saling mengingatkan
dan membantu di masa Prapaskah ini dalam mengusahakan agar masing-masing dari
kita dapat menghayati atau melaksanakan peringatan-peringatan moral di atas,
sehingga damai sejahtera dan kebahagiaan dapat kita niikmati bersama. Kepada
mereka yang masih melakukan kejahatan sebagaimana diingatkan di atas kami ajak
untuk bertobat, meninggalkan tindakan yang menghancurkan kehidupan bersama
tersebut.



“Taurat TUHAN
itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat
kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati;
perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci,
tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya” (Mzm
19:8-10)

Jakarta, 2 Maret 2009

“Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

“Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah
seorang dari yang paling hina ini kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

(Im 19:1-2.11-18; Mat 25:31-46)



“Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami
melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau
telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau
sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan
menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah
kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke
dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku
tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku
sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan menjawab
Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau
sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami
tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari
yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini
akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang
kekal."(Mat 25:37-46), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini



Berrefleksi
atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

·
Ibu Teresa dari
Calcuta pernah berkata: “Dalam kehidupan
ini kita tidak dapat melakukan sesuatu hal yang besar, kita hanya bisa lakukan pekerjaan kecil dengan cinta yang
besar”. Apa yang dikatakan ini hemat saya merupakan kebenaran yang tak
dapat disangkal: bukankah apa yang kita lakukan setiap hari adalah pekerjaan
kecil-kecil atau hal-hal kecil dari bagian sesuatu yang besar? Sabda hari ini
mengajak kita untuk tidak hanya melakukan pekerjaan kecil tetapi juga
memperhatikan mereka yang kecil dan berkekurangan, yaitu mereka yang lapar,
haus, terasing, telanjang, sakit atau terpenjara. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku”. Marilah kita perhatikan mereka yang paling hina di
dalam keluarga kita, tempat kerja kita, masyarakat dan bangsa kita. Di dunia
ini kiranya mereka yang hina atau miskin lebih sedikit daripada yang terhormat,
sejahtera dan berkecukupan, misalnya di Indonesia mereka yang berada di bawah
garis kemiskinan kurang lebih 35% , yang berarti yang berada di atas garis
kemiskinan kurang lebih 65%. Dengan kata lain jika satu atau dua orang
sejahtera dan berkecukupan memperhatikan satu orang yang hina dan miskin
kiranya damai sejahtera akan menjadi nyata atau terwujud di dunia, di bumi ini.
Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus marilah kita imani “bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi
miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya”
(2Kor 8:9). Aneka macam bentuk kekayaan yang kita miliki dan kuasai saat ini
merupakan anugerah Tuhan yang kita terima melalui kebaikan sesama dan saudara-saudari
kita, maka marilah kita fungsikan demi kesejahteraan semua orang.

· “Janganlah kamu
mencuri, janganlah kamu berbohong dan berdusta seorang kepada sesamanya,
bersumpah dusta demi nama-Ku, memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau
merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok
harinya, kaukutuki orang tuli dan di
depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, berbuat curang dalam
peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan
janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus
mengadili orang sesamamu dengan kebenaran, pergi kian ke mari menyebarkan
fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup
sesamamu manusia, membenci saudaramu di dalam hatimu,” (Im 19:11-17).
Kutipan di atas ini kiranya merupakan perintah moral atau etis yang harus kita
laksanakan atau hayati bersama-sama. Sekiranya kita masih melakukan apa yang
dilarang tersebut, marilah bertobat, sebaliknya jika ada sesama atau
saudara-saudari kita yang melakukan apa yang dilarang tersebut hendaknya
dibetulkan dengan cintakasih dan rendah hati. Marilah kita saling mengingatkan
dan membantu di masa Prapaskah ini dalam mengusahakan agar masing-masing dari
kita dapat menghayati atau melaksanakan peringatan-peringatan moral di atas,
sehingga damai sejahtera dan kebahagiaan dapat kita niikmati bersama. Kepada
mereka yang masih melakukan kejahatan sebagaimana diingatkan di atas kami ajak
untuk bertobat, meninggalkan tindakan yang menghancurkan kehidupan bersama
tersebut.



“Taurat TUHAN
itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat
kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati;
perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci,
tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya” (Mzm
19:8-10)

Jakarta, 2 Maret 2009