Selasa, 02 Desember 2008

"Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk”

"Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala
makhluk”

(1Kor 9:16-19.22-23;
Mrk 16:15-20)



“Lalu Ia berkata
kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada
segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa
yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan
berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular,
dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka,
terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun
pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”(Mrk 16:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari
ini.



Berrefleksi atas
bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Fransiskus Xaverius hari ini
saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam sejarah Ordo Serikat Yesus, yang didirikan oleh
Ignatius Loyola, pada masa awal derap langkah hidup bersama dan pelayanannya
pernah memperoleh tegoran dari petinggi Gereja Katolik, Kepausan:, kurang lebih
berbunyi demikian: “Mengapa para anggota
Serikat Yesus sebagai religius atau biarawan tidak atau jarang berdoa bersama
seperti para anggota lembaga hidup bakti yang lain?”. Menanggapi tegoran
ini dengan cerdas Nadal, sekretaris Ignatius Loyola menyampaikan penjelasan
kurang lebih sebagai berikut: “Kami ini
adalah pengikut Santo Paulus yang terus berjalan dan berkeliling dunia untuk
memberitakan Kabar Baik”. Dalam sejarah Gereja ada dua tokoh awal sebagai
dasar atau pondasi yaitu Petrus, yang selanjutnya diteruskan oleh para Paus,
yang bertahta di Roma dan Paulus yang berkeliling dunia, yang rasanya
diteruskan oleh para anggota Lembaga Hidup Bakti atau biarawan-biarawati yang
bersifat mondial. Fransiskus Xaverius yang kita kenangkan hari ini adalah
contoh konkret pengikut atau penerus Paulus, yang berkeling dunia, ‘pergi ke seluruh dunia untuk membertakan
Injil kepada segala makhluk’, maka ia juga diberi gelar sebagai salah satu
Pelindung Misi. Maka baiklah dalam mengenangkan pesta St.Fransiskus Xaverius
hari ini kita mengenangkan panggilan missioner kita masing-masing: sejauh mana
dalam derap langkah atau kepergian ke manapun dan dimanapun senantiasa
memberitakan apa yang baik dan membahagiakan atau sejauh mana apa yang kita
lakukan dan katakan senantiasa adalah apa yang baik dan membahagiakan.
Sebagaimana disabdakan oleh Yesus di atas jika kita sungguh beriman tidak perlu
takut dan gentar menghadapi aneka macam ‘rayuan atau godaan setan’ yang menggejela
dalam diri sesama dan saudara-saudari kita: dalam dan dengan iman kita akan
mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan, sebagaimana telah dihayati oleh
Fransiskus Xaverius dalam perjalanannya mengelilingi dunia sambil mewartakan
Kabar Baik.

· “Karena jika aku
memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu
adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”
(1Kor 9:16) , demikian kesaksian Paulus kepada umat di Korintus,
kepada kita semua orang beriman. Injil adalah Warta Gembira, maka memberitakan
Injil berarti memberitakan warta gembira, apa yang menggembirakan dan
menyelamatkan atau mensejahterakan. Siapapun yang tidak memberitakan apa yang
menggembirakan alias aneka macam bentuk kejahatan atau penyelewengan pasti akan
celaka, tidak perlu dihukum ia sudah terhukum dengan sendirinya, antara lain
semakin dijauhi oleh sesamanya atau saudara-saudarinya. Marilah kita saling
berlomba dalam menggembirakan sesama atau saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun,
tanpa pandang bulu, SARA, usia, pangkat atau kedudukan, dst.. Jika kita mampu
menggembirakan orang lain hendaknya juga tidak menjadi sombong, melainkan tetap
rendah hati, karena apa yang kita lakukan atau berikan kepada orang lain tidak lain adalah kasih karunia Allah yang
telah kita terima secara melimpah ruah. Memang agar kita dapat menggembirakan
orang lain diri kita sendiri harus gembira, ceria dan selamat. Tidak ada alasan
untuk tidak gembira karena kita telah menerima kasih karunia Allah secara
melimpah ruah melalui sesama atau saudara-saudari kita. Kegembiraan dan
keceriaan diri kita pada dasarnya sudah bersifat missioner, karena siapapun
yang melihat atau hidup bersama dengan orang gembira pasti akan tergerak atau
termotivasi untuk ikut bergembira juga. Jika kita gembira dan ceria kiranya
akan tahan terhadap aneka macam jenis serangan virus penyakit dan dengan
demikian kita tetap sehat wal’afiat, damai sejahtera, gembira serta ceria.



“Pujilah TUHAN, hai segala bangsa,
megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan
kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!” (Mzm 117)



Jakarta, 3 Desember 2008

Tidak ada komentar: