Rabu, 19 Oktober 2011

Kualitas Hidup

Dlm sebuah acara reuni, beberapa alumni Univesitas Barkeley, California menjumpai dosen kampus mereka dulu.Melihat para alumni tersebut  ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, profesor tesebut segera ke dapur & mengambil seteko kopi panas & beberapa cangkir kopi yg berbeda-beda. Mulai dari cangkir yg terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik. Profesor tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir & mengisinya dengan kopi.
Setelah masing2 alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, profesor tersabut berkata, “Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir2 yg bagus & kini yg tersisa hanyalah cangkir2 yg murah & tidak menarik. Memilih hal yg terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yg bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain & mulai membandingkan cangkir kalian. Pikiran kalian terfokus pada cangkir,  padahal yg kalian nikmati bakanlah cangkirnya melainkan kopinya.”
Hidup kita seperti kopi dalam analogi tersebut  di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan & harta benda yg kita miliki.
 Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yg terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus & pekerjaan yg mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yg sangat keliru.
 Kualitas hidup kita ditentukan oleh “Apa yg ada di dalamnya"  bukan “Apa yg kelihatan dari luar”. Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak  pernah merasakan damai, sukacita & kebahagiaan di dalam kehidupan kita? Itu sgt menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yg disajikan disebuah cangkir kristal yg mewah & mahal.
 “Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.

Tidak ada komentar: