Senin, 04 Agustus 2008

Renungan keluarga.

Renungan keluarga.
Dahulu ketika kita belum punya pasangan hidup kita berdoa pada Tuhan agar memiliki pasangan hidup sesuai dengan rencana Tuhan. Sesudah mendapatkan pasangan hidup dan diberkati di gereja, dengan mantap kita berjanji kepada Tuhan, dihadapan pastor dan para saksi, untuk saling setia dalam : untung dan malang, sehat dan sakit, suka dan duka, akan membimbing dan mencitai anak yang Tuhan percayakan pada kita dan seterusnya
Pada saat sekarang, kalau ada yang tanya apa yang paling menjengkelkan atau paling tidak suka terhadap pasangan hidup kita ? Kita akan mempunyai jawaban yang cukup banyak. Tapi kalau ditanya ‘apa sisi positif dari pasangan hidup kita?’ mungkin jawabannya hanya beberapa poin saja. Karena umumnya kita cenderung mengenang sisi negatifnya daripada sisi positifnya. Hal yang lainnya, kita dapat merasakan dan mensyukuri rahmat Tuhan lewat pasangan hidup akan tetapi cukup susah mengungkapkannya dengan kata-kata.
Kehadiran anak menambah kebahagiaan keluarga, tetapi pertumbuhan demi pertumbuhan kehadiran anak memberikan warna tersendiri bagi keluarga, atau bisa dikatakan menjadi salah satu biang keributan.
Sekedar mengingatkan, ketika murid Yesus bertanya ‘ Siapa yang terbesar di hadapan Allah? Jawab Yesus ‘Siapa yang menyambut anak kecil ini adalah yang terbesar di hadapan Allah ? Mengapa ? Karena anak kecil cenderung polos, apa adanya, tanpa prasangka sedikitpun terhadap sesama dan mempercayakan sepenuhnya pada orang tuanya. Dalam hal iman tentu kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya pada Tuhan Yesus.
Hal yang perlu direnungkan adalah sudahkah kita menyambut dan memperlakukan anak seperti halnya Yesus ? Sudahkah pula kita bersikap terhadap pasangan hidup sesuai dengan janji yang kita ucapkan sewaktu pemberkatan pernikahan dulu ?

Tidak ada komentar: