"Pergilah ke seluruh dunia beritakanlah Injil kepada segala makhluk”
(Kis 9:1-22; Mrk 16:15-18)
“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda
ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir
setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang
baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum
racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan
tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Mrk 16:15-18),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
‘Bertobatnya St.Paulus’ hari ini, saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Paulus dikenal sebagai rasul agung; ia yang semula mengejar dan
menyiksa para murid atau pengikut Yesus Kristus menerima rahmat Allah
dan kemudian bertobat menjadi murid Yesus Kristus yang unggul dan
handal. Memang rahmat Allah ketika diimani dan dihayati akan merubah
orang secara total, dan mau tak mau akhirnya harus hidup dan bertindak
sesuai dengan rahmat Allah alias melaksanakan kehendak dan perintah
Allah atau sabda Yesus. Setelah bertobat Paulus menghayati sabda Yesus
ini: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk”. Paulus berkeliling ke ‘seluruh dunia’ untuk mewartakan Injil
atau Kabar Gembira, dan buah pewartaanya sungguh luar biasa, sekian
banyak orang telah bertobat dan ajaran Yesus Kristus menyebar ke seluruh
dunia sampai kini. Kita yang berada di Indonesia dan percaya kepada
Yesus Kristus hemat saya tak terlepas dari atau karena jasa pelayanan
Paulus, rasul agung, yang tak kenal lelah, siang malam
mewartakan Injil atau Kabar Gembira. Sebagai orang beriman atau
beragama kita memiliki tugas pengutusan rasuli juga, maka marilah dimana
pun berada dan kemana pun kita pergi senantiasa mewartakan apa yang
baik, atau ketika menghadapi sesuatu yang tidak atau kurang baik segera
kita perbaiki. Percaya kepada Allah tidak perlu takut menghadapi aneka
masalah, tantangan dan hambatan dalam rangka berbuat baik atau
mewartakan apa yang baik, karena kebaikan pasti mampu mengalahkan atau
mengatasi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Sentuhan kasih orang
beriman akan mampu menyembuhkan orang sakit, entah itu sakit hati, sakit
jiwa atau sakit tubuh. Marilah kita senantiasa hidup dan bertindak
dalam nama Tuhan.
· "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri
kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya
engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." (Kis 9:17),
demikian kata Ananias, utusan Allah, kepada Paulus. Sentuhan dan
kata-kata Ananias telah membuat Saulus yang buta kemdian dapat melihat
segala sesuatu dengan jelas dan Saulus pun menerima anugerah Roh Kudus.
Hal ini kiranya mengingatkan kita semua, orang-orang Katolik, yang telah
menerima Sakramen Penguatan, dimana kita menerima sentuhan dari tangan
Uskup sekaligus anugerah Roh Kudus. Roh Kudus senantiasa menggerakkan
dan menggairahkan orang yang menerimanya, bergerak dan bergairah dalam
mewartakan Kabar Baik, apa yang baik dan menyelamat-kan serta
membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia. Maka
dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang telah menerima
Sakramen Penguatan untuk tidak tinggal diam, melainkan
bergerak secara dinamis untuk mewartakan apa yang baik, membahagiakan
dan menyelamatkan. Hidup dalam dan oleh Roh Kudus tidak pernah merasa
lelah dalam melakukan apa yang baik dan membahagiakan, meskipun kurang
tidur atau kurang makan dan minum pasti akan tetap bergairah dan
dinamis. Yang bersangkutan juga tak akan pernah jatuh sakit, karena
kegembiraan dan kegairahan merupakan senjata yang handal dalam rangka
menangkal serangan aneka virus penyakit. Bergembira dan bergairah dalam
dan karena iman juga tak mungkin kena ‘santet’, yang dilakukan oleh para
dukun atau paranormal yang tak bermoral. Memang bagi siapapun yang
beriman kepada Allah tidak ada alasan untuk sedih atau murung, melainkan
senantiasa bergembira dan dinamis. Kegembiraan dan kegairahan membuat
metabolism darah dan kinerja syaraf kita sungguh prima dan dengan
demikian dapat menangkal aneka serangan penyakit. Sebaliknya orang
pemurung dan putus asa akan mudah jatuh sakit.
“Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku
bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk
selama-lamanya. Haleluya!” (Mzm 117)
Ign 25 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar