Selasa, 01 Mei 2012
Sejarah WKRI
Kisah Perjalanan Wanita Katolik Republik Indonesia
Sejak 26 Juni 1924 – Sekarang, Secara Garis Besar.
Sumber: Buku Kenangan 79 Tahun WKRI
Sekitar th.
1920 timbul kesadaran nasional diikuti dengan berdirinya berbagai macam
organisasi politik baik yang berazaskan agama, nasionalisme maupun
sosialisme, menggugah kaum wanita untuk mencari jalan bagaimana kaum
wanita bisa membantu perjuangan nasional. Berbagai macam organisasi
wanita muncul, seperti: Wanita Utama, Wanita Taman Siswa, Wanita
Aisiyah, Jong Islami bagian Wanita dan Jong Java bagian Wanita. Untuk
menanggulangi keterbelakangan dan penderitaan kaum wanita, oleh Ibu RA
Soejadi Sastraningrat Darmoseputro & Pastur Van Drie Ssche. SJ
dirasakan perlu adanya organisasi wanita yang berdasarkan agama Katolik.
Cita-cita pendirian itu barulah dapat diwujudkan dengan diadakan rapat
pertamanya pada tanggal 26 Juni 1924 di Yogyakarta di gedung HIS, Puri
Susteran Santo Fransiskus Asisi di Kidul Loji yang dihadiri lebih dari
120 wanita. Dengan itu berdirilah Wanita Katolik Republik Indonesia
dengan tujuan pokoknya mempertinggi martabat Wanita Katolik atas dasar
agama Katolik sehingga WanitaKatolik Indonesia dapat lebih berperan
sebagai anggota gereja dan masyarakat.
Program
kerja yang pertama mengadakan kursus jahit-menjahit dan ketrampilan
serta pemberantasan buta huruf. Duduk sebagai pengurus:
Ketua: Ibu R.Ay. C. Hardjodiningrat
Sekretaris: Nn TH. Soebirah
Bendahara: Ibu C. Moerdaatmadja.
Tahun demi
tahun di pelbagai tempat didirikan pula Wanita Katolik dan pada tahun
1930 dirasakan perlu untuk mengadakan konferensi yang dihadiri oleh
Wanita Katolik dari Solo, Klaten, Semarang, Mataram, Magelang, Muntilan,
Ganjuran dan Surabay a. Dalam konferensi pertama di Yogyakarta
diputuskan :
1. Nama perkumpulan ialah Pusara WanitaKatolik.
2. Memiliki anggaran dasar dalam bahasa Jawa.
Pimpinan
diketuai oleh Ibu Hardjodiningrat dan Sekretaris. Ibu C. Suwandi.
Diputuskan pula untuk mengadakan pengkaderan yang diberi nama Wanita
Muda Katolik untuk dididik menjadi calon-calon pemimpin.
Diusulkan agar di setiap paroki diadakan Maria Kongregasi.
Dalam th.
1934 diadakan konferensi yang kedua sambil memperingati genap 10 tahun
berdirinya Wanita Katolik RI. Sejak wafatnya Ibu C.Hardjodiningrat, th.
1933, pimpinan diganti oleh Ibu C Soelastri. Dalam konferensi ini pucuk
pimpinan (Pusara Wanita Katolik) diganti dengan narna Pangreh Ageng
Wanita Katolik, disingkat PAWK, diketuai oleh Ibu Th Siswosoebroto.
Th 1937 di
Yogyakarta konferensi yang ketiga memutuskan menggiatkan organisasi,
menerbitkan majalah sebagai alat penghubung. Th 1938 Konferensi yang
keempat di Muntilan dengan mengadakan pameran pekerjaan tangan berupa
rias pengantin yang kemudian dipersembahkan kepada paroki masing-masing.
Th 1940 semasa PDII, di masa pendudukan Jepang Wanita Katolik terkena
larangan, terpaksa kegiatannya dihentikan. Sebagai pribadi,
masing-masing meneruskan usaha yang telah dirintis oleh organisasi dalam
kegiataan Maria Kongregasi dan organisasi wanita yang bernama Fujinkai.
Pada th.
1945, dalam revolusi fisik, berdampingan dengan kaum pria, wanita-wanita
Katolik turun dalam masyarakat untuk membantu di garis belakang, serta
memberi penerangan tentang Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila. Bara dalam bulan Desember 1948, atas anjuran Mgr.
Soegijopranoto SJ, mulailah disusun kembali Organisasi Wanita Katolik
menurut sifat sosial dan dalam Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia
(KUKSI) pada tanggal 7-12 Desember 1949, ide pendirian Wanita Katolik
dilancarkan pula, yang dibawa pulang oleh utusan-utusan.
Tahun 1950
diadakan konferensi di Yogyakarta, dipimpin oleh Ibu Kwari
Sosrosoemarto. Dalam konferensi ini dibentuk pengurus pusat yang terdiri
dari:
Ketua : Ibu Kwari Sosrosoemarto
Wakil I : Ibu D. Kasidjo
Waki II : Ibu V. Soetandar merangkap wakil KOWANI di Jakarta
Sekretaris : Ibu Bratawijaya
Bendahara I : Ibu Soewandi
Bendahara II : Ibu S. Sadaroesalam
Pembantu : Ibu Soegeng Winatasastra
Th. 1951
diadakan konferensi di Semarang, yang diantaranya membahas AD/ART yang
disahkan oleh Mgr Soegijopranoto SJ. Dengan bangkitnya kembali Wanita
Katolik selanjutnya melalui kongres pertama tahun 1952 Wanita Katolik
telah memperoleh status Badan Hukum dari Departemen Kehakiman dengan
nomer J. A.5/23/8 tgl 5-2-1952. Status Badan Hukum ini berlaku untuk
seluruh Wanita Katolik di Indonesia. Menetapkan beberapa hal yang
mendasar yaitu :
1. Menyempurnakan AD/ART dalam bahasa Indonesia.
2. Menetapkan St. Ana sebagai St. Pelindung.
3. Menetapkan keseragaman lambang.
4. Mendapatkan status badan hukum.
Th. 1954: Kongres II di Jakarta
Th. 1956: Kongres III di Malang
Th 1959: Kongres IV di Yogyakarta
Th.1964 : Kongres V di Surabaya dst.
Sejak
dibentukny a Kongres Perempuan Indonesia dalam bulan Desember 1928,
Wanita Katolik adalah anggota aktif dalam PPII (Perikatan Perkumpulan
Istri Indonesia), anggota Kowani (Kongres Wanita Indonesia), WUCWO
(World Union of Catholic Women Organisation), GOPTKI (Gabungan
Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak).
Hubungan
dengan organisasi Wanita Katolik di luar negeri dirintis dengan
kehadiran ibu Kwari Sosrosumarto pada konggres Wanita Katolik di
Brussels tahun 1936.
Hasil
kongres 1964 telah mencantumkan Pancasila dalam anggaran dasar.
Penanganan masalah pendidikan dan kesehatan mendapatkan perhatian khusus
dengan pembentukan yayasan di berbagai tempat, hal mana kemudian
diresmikan sebagai yayasan Dharma Ibu pada tahun 1965.
Di forum
internasional wakil Wanita Katolik mendapat kehormatan memangku jabatan
ketua WUCWO untuk AsiaPasific tahun 1977 – 1987. Dan pada tahun 1987
memperoleh kepercayaan menyelenggarakan konferensi regional di Jakarta.
Yang juga memberikan kehormatan pada wakil Wanita Katolik RI sebagai
Ketua divisi lingkungan hidup untuk 2 periode sarnpai saat ini. Dalam
kongresnya pada tahun 1984, Wanita Katolik RI mencantumkan solidaritas
dan subsidiaritas sebagai semangat pengembangan organisasi. Peran aktif
Wanita Katolik RI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara jelas
dirumuskan di dalam anggaran dasar hasil kongres ke 13 di Surabaya yang
menyatakan bahwa Wanita Katolik RI berazaskan Pancasila sebagai dasar
organisasi yang rumusannya tercantum dalam UUD 1945 tentang organisasi
kemasyarakatan, telah dicantumkan Pancasila sebagai dasar organisasi.
Kongres ke-14 dilangsungkan di Jakarta fokus perhatian pada peningkatan
kualitas organisasi untuk meningkatkan karya pelayanan menuju kehidupan
masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual
dijabarkan dalam upaya penataan dan penyempurnaan tertib organisasi,
peningkatan kualitas wanita, peningkatan karya pelayanan, serta
peningkatan peran serta dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Evaluasi atas pelaksanaan program kerja sebagai
hasil keputusan kongres, diadakan dalam Mukernas tahun 1991 di Jakarta.
Peningkatan
kualitas rnanusia Indonesia sumbangsih nyata Wanita Katolik RI mengisi
PJPTII merupakan tema kongres ke 15 yang diselenggarakan di Yogyakarta
pada tahun 1993.
Kesatuan dan
keterpaduan gerak segenap jajaran Wanita Katolik RI dalam menjalankan
tugas pengabdian sebagai pembangunan gereja, bangsadan negara Indonesia
diwujudkan dengan mencanangkan: Tri Program Nasional.
1.
Upaya menciptakan keluarga yang harmonis sejahtera dan bertanggung jawab
melalui program Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga.
2.
Upaya meningkatkan pola hidup bagi anak serta generasi muda melalui
Program Kelangsungan Hidup Pengembangan Perlindungan Ibu dan Anak.
3.
Upaya mewujudkan kualitas manusia Indonesia melalui jalur pendidikan non
formal dengan menyelenggarakan pusat pendidikan dan pelatihan mekar
melati yang ditujukan bagi wanita dan generasi muda.
Rakernas
diadakan pada periode ini untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan
program kerja khususnya program nasional yaitu pada tahun 1995 di
Caringin Bogor.
Kongres Luar
Biasa dengan tema: “Iman Kepada Tuhan Yang Maha Esa Sumber Kekuatan
Membangun Masyarakat Yang Penuh Harapan Dan Kasih” diselenggarakan di
Caringin – Bogor, Jawa Barat pada tanggal 18-21 Februari 1999. Kongres
luar biasa ini diselenggarakan di saat kehidupan bangsa dan negara
sedang dalam keadaan luar biasa. Mempunyai dan memberi arti bagi
peneguhan komitmen mengabdi masyarakat luas. Untuk itu Wanita Katolik Rl
merasa perlu menyatakan sikap sebagai berikut:
1.
Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber kekuatan bagi semua
organisasi kemasyarakatan, juga bagi Wanita Katolik Rl, yang aktif
berpartisipasi membangun kehidupan sosial dengan penuh kasih dan harapan
menuju masyarakat madani.
2.
Meyakini bahwa setiap pribadi sebagai perorangan maupun berhimpun dalam
organisasi yang memperjuangkan kepentingan dan keselamatan masyarakat
luas, menerima dan ikut menyalurkan berkat Allah bagi siapa saja yang
percaya pada kebesaran Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Pengasih.
3.
Sejak awal keberadaannya, Wanita Katolik Rl mengemban misi
memperjuangkan hak-hak asasi manusia sebagai upaya ikut serta
mewujudkan kehidupan keluarga serta masyarakat yang dirasakan adil dan
sejahtera.
4.
Wanita Katolik Rl siap dan selalu bersedia rnenyelenggarakan pelbagai
karya kemanusiaan bagi kesejahteraan sesama manusia tanpa memandang
perbedaan paham politik, suku, agama atau golongan.
5.
Sebagai organisasi wanita, Wanita Katolik Rl mengemban tugas khusus
mengangkat harkat dan martabat wanita dengan terus menerus
rnenyelenggarakan program pemberdayaan wanita, sehingga masing-masing
dapat menjadi pribadi yang utuh dalam berkiprah bagi kehidupan Bangsa,
Gereja dan keluarganya.
6.
Sebagai organisasi wanita, Wanita Katolik Rl dengan tegas menolak segala
bentuk tindak kekerasan baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam
masyarakat, yang kurang menghargai dan melanggar martabat manusia.
7.
Sebagai wadah kesatuan gerak bagi Wanita Katolik yang mau mengabdi untuk
masyarakat, Wanita Katolik Rl melanjutkan pemupukan persaudaraan
sejati, kesatuan dan kebersamaan demi keberlanjutan karya-karya
misioner-nya yang terus dikembangkan.
8.
Demi kepentingan umum, Wanita Katolik RI mengambil inisiatif dan ikut
berperan menjalin kerjasama dengan semua pihak beriman dari agama
manapun, agar secara bersama-sama dapat dicegah timbulnya sumber
keresahan serta derita dan dapat dikurangi kesesakan hidup rakyat yang
telah ditimpa berbagai krisis.
9.
Mencermati situasi sosial politik di tanah air saat itu, dan menghadapi
Pemilu sebagai agenda utama masa depan bangsa, kepada seluruh warga
bangsa dan segenap anggota Wanita Katolik RI diserukan untuk menggunakan
hak pilih sesuai hati nuraninya di dalam menyukseskan Pemilu 1999.
10.
Kepada semua organisasi peserta Pemilu, Pemerintah dan ABR1 diserukan
untuk menciptakan iklim yang kondusif, sehingga pemilihan umum tidak
hanya bersifat jujur dan adil, akan tetapi lebih jauh dari itu, yaitu
tercipta dan terpeliharanya suasana aman dan damai bagi semua warga
masyarakat.
Rakernas
diselenggarakan di Lembang – Jawa Barat pada tanggal 22-26 Juni 2001
dengan tema “Mewujudkan Indonesia Baru Melalui Persatuan Dalam Kasih
Persaudaraan Sejati”.
Selain
menghasilkan beberapa keputusan yang diambil pada sidang Rakernas yang
perlu untuk dijadikan pedoman bagi seluruh jajaran kepengurusan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sampai dengan kongres mendatang, ada pula
beberapa ketetapan yang menjadi rekomendasi Rakernas kepada kongres
mendatang.
Dalam masa kritis multi dimensi saat ini maka program kerja Wanita Katolik RI diprioritaskan pada:
1. Program Peningkatan Gizi Balita
2. Peningkatan Perempuan untuk Usaha Kecil (PPUK)
3. Program Anak Asuh
4. Melestarikan Budaya Menabung melalui Koperasi
Perkembangan organisasi telah melewati berbagai era dan mengalami pasang surut yaitu:
- EraPerintisan
- Era Pra Kemerdekaan
- Era Kebangkitan dan Konsolidasi
- Era Pra Orde Baru
- EraPemantapan dan Pengembangan
Kedepan kita
akan menghadapi banyak tantangan-tantangan, namun juga memperoleh
banyak peluang di dalam menemukan dan mengembangkan bentuk-bentuk
pengabdian dan pelayanan kita.
Sampai saat
ini setelah melalui berbagai perbaikan yang disesuaikan dengan AD/ART,
maka jumlah DPD adalah sebanyak 29 DPD di seluruh keuskupan di Indonesia
dengan lebih kurang 560 cabang.
Semua ini
tidaklah terlepas dari pengabdian para perintis dan semua yang tanpa
pamrih memberikan dirinya untk mewujudkan cita-cita organisasi.
Kini
perjuangan Wanita Katolik RI telah sampai pada tahapan peningkatan
kualitas pelayanan, kemampuan dalam pengabdian kepada keluarga, Gereja
dan Bangsa, sejajar dan bersama-sama dengan organisasi kemasyarakatan
lainnya memperjuangkan harkat dan martabat manusia khususnya kaum
perempuan.
Senin, 16 April 2012
Hari ini adalah hari Ulang Tahun Paus tercinta kita, Paus Benediktus XVI. Hari ini Bapa Suci berultah ke-85.
Teman-teman terkasih dalam Yesus.
Hari ini adalah hari Ulang Tahun Paus tercinta kita, Paus Benediktus XVI.
Hari ini Bapa Suci berultah ke-85.
Di Vatikan hari ini diadakan "Pesta Kekeluargaan" karena Bapa Suci tidak mau pesta besar-besaran, bahkan beliau tidak meninggalkan jadwal kerjanya....Tapi hari ini adalah "hari yang sangat bernuansa Jerman". :)
Mons. Georg Ratzinger, kakak kandung Paus sudah datang ke Vatikan untuk menemaninya dalam beberapa hari ini.
Sudah banyak ucapan selamat ulang tahun yang diterima Paus. Gereja Italia di bawah pimpinan Ketua Waligerejanya, Kardinal Angelo Bagnasco kemarin telah mengirimkan telegram yang mengatakan: "Gereja Italia bersatu mendampingi Bapa Suci dan memohon kepada Tuhan agar memelihara Bapa dalam Gereja sebagai pemimpin dan penggembala umat kudus Allah, dan mengakui magisterum dan kesaksian iman Bapa Suci".
Marilah kita di Indonesia juga ikut merayakan bersama Hari Jadi Paus Benediktus XVI ini dan berdoa bersama dengan Gereja Italia.
Salam syukur dan doa dalam Yesus.
Shirley
Hari ini adalah hari Ulang Tahun Paus tercinta kita, Paus Benediktus XVI.
Hari ini Bapa Suci berultah ke-85.
Di Vatikan hari ini diadakan "Pesta Kekeluargaan" karena Bapa Suci tidak mau pesta besar-besaran, bahkan beliau tidak meninggalkan jadwal kerjanya....Tapi hari ini adalah "hari yang sangat bernuansa Jerman". :)
Mons. Georg Ratzinger, kakak kandung Paus sudah datang ke Vatikan untuk menemaninya dalam beberapa hari ini.
Sudah banyak ucapan selamat ulang tahun yang diterima Paus. Gereja Italia di bawah pimpinan Ketua Waligerejanya, Kardinal Angelo Bagnasco kemarin telah mengirimkan telegram yang mengatakan: "Gereja Italia bersatu mendampingi Bapa Suci dan memohon kepada Tuhan agar memelihara Bapa dalam Gereja sebagai pemimpin dan penggembala umat kudus Allah, dan mengakui magisterum dan kesaksian iman Bapa Suci".
Marilah kita di Indonesia juga ikut merayakan bersama Hari Jadi Paus Benediktus XVI ini dan berdoa bersama dengan Gereja Italia.
Salam syukur dan doa dalam Yesus.
Shirley
Kronologi kejadian hosti di paroki Kidul Loji
Kronologi kejadian hosti di paroki Kidul LojiSungguh mengagumkan, barusan RmAgoeng -Komsos KAS -menulis di milistPaguwuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI),ttg kronologi kejadian diKidul Loji:"1. Pada tgl 15-4-12 Perayaan Ekaristi dipimpin Rm V Suparman (bukan RmSaryanto). Sampai Liturgi Ekaristi komuni berjalan lancar2.2. Saat Komuni:Seorg Prodiakon menerimakan komuni kpd salah seorang umat muda/remaja.Saat mau disantap, hosti jatuh. Dicari tdk ketemum.Anak td diberi hostilain lantas disantap. Komuni dilanjutkan.3.Selesai Komuni, prodiakon matur pd Rama dg takut dan gemetar. Lantashosti dicari lagi, di tempat dekat pembagian komuni ditemukan gumpalandarah sebesar hosti.4.Gumpalan darah dilap dg purificatorium kemudian purificatoriumdibersihkan dg air suci.5.Prodiakon yg membagi komuni, anak yg menerima komuni,ibu dari anak tsbdan beberapa umat diajak berdoa bersama dan mohon ampun atas kelalaian.6.Kemudian purificatorium disimpan di piscis, diletakkan di kapelpastoran.7.Jam 24.00 Rm Parman bersama Rm Saryanto melihat purificatorium yangdisimpan. Yang bekas dibersihkan masih basah dan bercak darahnya mulaipudar, tetapi di bagian kering ada bekas darah warna merah kecoklatan.Baunya wangi.8.Purificatorium disimpan kembali di kapel.Begitu kronologi yang saya dapat dari Rm Saryanto."Peristiwa ini menegaskan iman akan Ekaristi dan Adorasi Ekaristi. MAKAjangan sekali-kali bersikap TIDAK HORMAT terhadap SAKRAMEN MAHAKUDUS.Berkah Dalem(rmabudippr)
Minggu, 15 April 2012
Krisantus 6 TUGAS TATIB MISA Sabtu Sore ,pukul :16.30 ,21 April 2012
di mohon kehadirannya warga Krisantus 6 untuk tugas TATIB MISA,Hari Sabtu 21 April 2012.

Selasa, 10 April 2012
Mengapa kamu seorang Katolik?
Setiap orang Katolik sepatutnya dapat memberikan
suatu jawaban yang mantap dan mendalam atas
pertanyaan, “Mengapa kamu seorang Katolik?”
Tentu saja, bagi tiap-tiap individu,
jawabannya bersifat amat pribadi dan mungkin
agak berbeda dari jawaban orang lain.
Saya harap, tak seorang pun dari kita yang telah
dewasa akan sekedar menjawab,
“Yah, karena orangtua membaptisku Katolik” atau
“Aku dibesarkan secara Katolik” atau
“Keluargaku semuanya Katolik.”
Bukan.
Bagi masing-masing kita, jawabannya haruslah
pribadi, dari lubuk hati dan penuh keyakinan.
Saya akan memberikan jawaban saya atas
pertanyaan ini.
Pertama-tama, saya akan mengatakan bahwa saya
seorang Katolik karena inilah Gereja yang didirikan
Yesus Kristus.
Sejarahwan paling ahli sekalipun akan harus
mengakui bahwa Gereja Kristen pertama yang ada
sejak jaman Kristus adalah Gereja Katolik Roma.
Perpecahan besar pertama dalam kekristenan baru
muncul pada tahun 1054, ketika Patriark
Konstantinopel berselisih dengan paus atas siapa
yang lebih berwenang; sang Patriark
mengekskomunikasi paus, yang ganti
mengekskomunikasi Patriark, dan lahirlah
Gereja-gereja “Orthodox”.
Kemudian, pada tahun 1517, Martin Luther memicu
gerakan Protestan, dan ia diikuti oleh Calvin,
Zwingli dan Henry VIII.
Sejak itu, Protestanisme telah terpecah-pecah
menjadi banyak Gereja-gereja Kristen lainnya.
Namun demikian, satu-satunya Gereja dan Gereja
Kristen pertama yang didirikan Kristus adalah
Gereja Katolik.
Pernyataan ini tidak berarti bahwa tidak ada
kebaikan dalam Gereja-gereja Kristen lainnya.
Tidak pula berarti bahwa orang-orang Kristen
lainnya tidak dapat masuk surga.
Tetapi, sungguh berarti bahwa ada sesuatu yang
istimewa mengenai Gereja Katolik.
Konsili Vatican II dalam “Konstitusi Dogmatis
tentang Gereja” memaklumkan bahwa kepenuhan
dari sarana-sarana keselamatan ada dalam Gereja
Katolik sebab inilah Gereja yang didirikan Kristus
(No. 8).
Alasan kedua mengapa saya seorang Katolik ialah
karena suksesi apostolik.
Yesus mempercayakan otoritas-Nya kepada
para rasul.
Ia memberikan otoritas khusus kepada Petrus,
yang disebut-Nya sebagai “batu karang” dan
kepada siapa Ia mempercayakan kunci
Kerajaan Allah.
Sejak jaman para rasul, otoritas ini telah diwariskan
melalui Salramen Imamat dari uskup ke uskup,
dan kemudian diperluas ke imam dan diakon.
Uskup kita sendiri, andai mau, dapat menelusuri
kembali otoritasnya sebagai seorang uskup hingga
ke jaman para rasul.
Bulan Mei yang lalu, diadakan tahbisan imamat
di katedral kita.
Dalam tahbisan suci itu, Bapa Uskup
menumpangkan tangannya ke atas kepala calon
imam yang akan ditahbiskan.
Dalam saat khidmad itu, suksesi apostolik
diwariskan.
Dalam terang iman, orang dapat melihat bukan saja
Bapa Uskup, melainkan St Petrus dan St Paulus,
bahkan Yesus Sendiri, menyampaikan tahbisan suci.
Tidak ada uskup, imam ataupun diakon dalam
Gereja kita yang menahbiskan dirinya sendiri
atau memproklamirkan dirinya sendiri; tetapi otoritas
itu berasal dari Yesus Sendiri dan dijaga oleh
Gereja.
Alasan ketiga mengapa saya seorang Katolik adalah
karena kita percaya akan kebenaran,
yakni kebenaran mutlak yang diberikan oleh
Tuhan Sendiri.
Kristus menyebut Diri-Nya sebagai “jalan dan
kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6).
Ia menganugerahkan kepada kita Roh Kudus,
yang disebut-Nya Roh Kebenaran (Yoh 14:17),
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada
kita dan yang akan mengingatkan kita akan semua
yang telah Ia ajarkan (Yoh 14:26).
Kebenaran Kristus telah dipelihara dalam
Kitab Suci.
Konsili Vatican II dalam “Konstitusi Dogmatis
tentang Wahyu Ilahi” memaklumkan bahwa,
“segala sesuatu, yang dinyatakan oleh para
pengarang yang ilhami atau hagiograf (penulis suci),
harus dipandang sebagai pernyataan Roh Kudus,
maka harus diakui, bahwa Kitab Suci mengajarkan
dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan
kebenaran, yang oleh Allah dikehendaki supaya
dicantumkan dalam kitab-kitab suci demi
keselamatan kita” (No. 11).
Kebenaran ini terus dipelihara dan diterapkan pada
suatu masa dan budaya tertentu oleh magisterium,
yakni otoritas mengajar Gereja.
Sementara kita menghadapi berbagai macam issue
seperti bioetika atau euthanasia - masalah-masalah
yang tak pernah dibicarakan secara spesifik dalam
Kitab Suci - betapa beruntungnya kita mempunyai
Gereja yang mengatakan “Cara hidup seperti ini
adalah benar atau cara ini salah menurut
kebenaran Kristus.”
Tak heran, Gereja Katolik menjadi berita utama
di surat-surat kabar; kita adalah satu-satunya
Gereja yang berpendirian tegas dan mengatakan,
“Ajaran ini adalah benar selaras dengan pemikiran
Kristus.”
Alasan lain mengapa saya seorang Katolik adalah
karena sakramen-sakramen kita.
Kita percaya akan ketujuh sakramen yang
dianugerahkan Yesus kepada Gereja.
Masing-masing sakramen menangkap suatu unsur
penting dari kehidupan Kristus, dan melalui kuasa
Roh Kudus mendatangkan bagi kita keikutsertaan
dalam kehidupan ilahi Allah.
Sebagai contoh, coba renungkan betapa anugerah
mahaberharga kita boleh menyambut Ekaristi Kudus,
Tubuh dan Darah Tuhan kita, atau menyadari
bahwa dosa-dosa kita telah sungguh diampuni dan
jiwa kita dipulihkan setiap kali kita menerima
absolusi dalam Sakramen Tobat.
Dan yang terakhir, saya seorang Katolik karena
orang-orang yang membentuk Gereja.
Saya mengenangkan begitu banyak para kudus:
St Petrus dan St Paulus yang memelihara agar
Injil hidup pada masa-masa awali.
Pada masa penganiayaan Romawi, para martir awal
Gereja - seperti St Anastasia, St Lusia, St Yustinus
atau St Ignatius dari Antiokhia, yang pada tahun
100 menyebut Gereja “Katolik” - membela iman dan
menderita aniaya maut karenanya.
Pada Abad-abad Kegelapan, ketika banyak hal
sungguh “gelap”, memancarlah terang yang
benderang dari St Fransiskus, St Dominikus dan
St Katarina dari Siena.
Pada masa gerakan Protestan, ketika bidaah
mengoyak Gereja, Gereja dibela oleh St Robertus
Bellarmino dan St Ignatius Loyola,
para reformator sejati.
Saya berpikir mengenai para kudus yang hidup
di jaman kita, seperti Mother Teresa atau Paus
Yohanes Paulus II, yang dari hari ke hari
melakukan karya kudus Allah.
Ada begitu banyak para kudus yang mengilhami
masing-masing kita untuk menjadi warga Gereja
yang baik.
Tetapi ada mereka-mereka yang lain juga.
Pada waktu Misa, arahkanlah pandangan
ke sekeliling gerejamu.
Lihatlah pasangan-pasangan suami isteri yang
berjuang untuk mengamalkan Sakramen Perkawinan
dalam abad yang memperturutkan hawa nafsu dan
perselingkuhan.
Lihatlah orang-orangtua yang rindu mewariskan
iman kepada anak-anak mereka.
Lihatlah kaum muda yang berjuang untuk
mengamalkan iman kendati dunia yang penuh
pencobaan.
Lihatlah kaum lanjut usia yang tetap setia kendati
perubahan-perubahan dalam dunia dan Gereja.
Lihatlah para imam dan kaum religius yang
membaktikan hidup mereka demi melayani Tuhan
dan Gereja-Nya.
Ada begitu banyak orang yang membentuk Gereja
kita.
Ya, tak seorang pun sempurna. Kita berdosa.
Itulah sebabnya mengapa salah satu doa terindah
dalam Perayaan Misa dipanjatkan sebelum tanda
damai; kita berdoa, “Tuhan Yesus Kristus,
jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu.”
Ya, kendati segala kelemahan manusia, Gereja,
sebagai lembaga yang didirikan oleh Kristus,
terus melaksanakan misi-Nya di dunia ini.
Singkat kata, itulah alasan-alasan mengapa saya
seorang Katolik dan seorang warga Gereja Katolik
Roma. Alasan-alasan ini bukanlah asal.
Melainkan, mencerminkan permenungan mendalam
dan pergulatan, setelah dibaptis Katolik,
setelah melewatkan masa pendidikan di sekolah
St Bernadette, setelah lulus dari SMA West
Springfield, dan setelah pergumulan sengit dengan
iman sepanjang hari-hari perkuliahan di William
and Mary dan kemudian di Seminari.
Saya harap setiap orang Katolik dapat dengan
bangga memberikan suatu jawaban yang jelas
dan mendalam atas pertanyaan,
“Mengapa kamu seorang Katolik?”
* Fr. Saunders is dean of the Notre Dame Graduate
School of Christendom College and pastor of
Queen of Apostles Parish, both in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: 'Why Are You A Catholic?'”
by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©1997 Arlington Catholic Herald, Inc.
All rights reserved; www.catholicherald.com
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya
atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
suatu jawaban yang mantap dan mendalam atas
pertanyaan, “Mengapa kamu seorang Katolik?”
Tentu saja, bagi tiap-tiap individu,
jawabannya bersifat amat pribadi dan mungkin
agak berbeda dari jawaban orang lain.
Saya harap, tak seorang pun dari kita yang telah
dewasa akan sekedar menjawab,
“Yah, karena orangtua membaptisku Katolik” atau
“Aku dibesarkan secara Katolik” atau
“Keluargaku semuanya Katolik.”
Bukan.
Bagi masing-masing kita, jawabannya haruslah
pribadi, dari lubuk hati dan penuh keyakinan.
Saya akan memberikan jawaban saya atas
pertanyaan ini.
Pertama-tama, saya akan mengatakan bahwa saya
seorang Katolik karena inilah Gereja yang didirikan
Yesus Kristus.
Sejarahwan paling ahli sekalipun akan harus
mengakui bahwa Gereja Kristen pertama yang ada
sejak jaman Kristus adalah Gereja Katolik Roma.
Perpecahan besar pertama dalam kekristenan baru
muncul pada tahun 1054, ketika Patriark
Konstantinopel berselisih dengan paus atas siapa
yang lebih berwenang; sang Patriark
mengekskomunikasi paus, yang ganti
mengekskomunikasi Patriark, dan lahirlah
Gereja-gereja “Orthodox”.
Kemudian, pada tahun 1517, Martin Luther memicu
gerakan Protestan, dan ia diikuti oleh Calvin,
Zwingli dan Henry VIII.
Sejak itu, Protestanisme telah terpecah-pecah
menjadi banyak Gereja-gereja Kristen lainnya.
Namun demikian, satu-satunya Gereja dan Gereja
Kristen pertama yang didirikan Kristus adalah
Gereja Katolik.
Pernyataan ini tidak berarti bahwa tidak ada
kebaikan dalam Gereja-gereja Kristen lainnya.
Tidak pula berarti bahwa orang-orang Kristen
lainnya tidak dapat masuk surga.
Tetapi, sungguh berarti bahwa ada sesuatu yang
istimewa mengenai Gereja Katolik.
Konsili Vatican II dalam “Konstitusi Dogmatis
tentang Gereja” memaklumkan bahwa kepenuhan
dari sarana-sarana keselamatan ada dalam Gereja
Katolik sebab inilah Gereja yang didirikan Kristus
(No. 8).
Alasan kedua mengapa saya seorang Katolik ialah
karena suksesi apostolik.
Yesus mempercayakan otoritas-Nya kepada
para rasul.
Ia memberikan otoritas khusus kepada Petrus,
yang disebut-Nya sebagai “batu karang” dan
kepada siapa Ia mempercayakan kunci
Kerajaan Allah.
Sejak jaman para rasul, otoritas ini telah diwariskan
melalui Salramen Imamat dari uskup ke uskup,
dan kemudian diperluas ke imam dan diakon.
Uskup kita sendiri, andai mau, dapat menelusuri
kembali otoritasnya sebagai seorang uskup hingga
ke jaman para rasul.
Bulan Mei yang lalu, diadakan tahbisan imamat
di katedral kita.
Dalam tahbisan suci itu, Bapa Uskup
menumpangkan tangannya ke atas kepala calon
imam yang akan ditahbiskan.
Dalam saat khidmad itu, suksesi apostolik
diwariskan.
Dalam terang iman, orang dapat melihat bukan saja
Bapa Uskup, melainkan St Petrus dan St Paulus,
bahkan Yesus Sendiri, menyampaikan tahbisan suci.
Tidak ada uskup, imam ataupun diakon dalam
Gereja kita yang menahbiskan dirinya sendiri
atau memproklamirkan dirinya sendiri; tetapi otoritas
itu berasal dari Yesus Sendiri dan dijaga oleh
Gereja.
Alasan ketiga mengapa saya seorang Katolik adalah
karena kita percaya akan kebenaran,
yakni kebenaran mutlak yang diberikan oleh
Tuhan Sendiri.
Kristus menyebut Diri-Nya sebagai “jalan dan
kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6).
Ia menganugerahkan kepada kita Roh Kudus,
yang disebut-Nya Roh Kebenaran (Yoh 14:17),
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada
kita dan yang akan mengingatkan kita akan semua
yang telah Ia ajarkan (Yoh 14:26).
Kebenaran Kristus telah dipelihara dalam
Kitab Suci.
Konsili Vatican II dalam “Konstitusi Dogmatis
tentang Wahyu Ilahi” memaklumkan bahwa,
“segala sesuatu, yang dinyatakan oleh para
pengarang yang ilhami atau hagiograf (penulis suci),
harus dipandang sebagai pernyataan Roh Kudus,
maka harus diakui, bahwa Kitab Suci mengajarkan
dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan
kebenaran, yang oleh Allah dikehendaki supaya
dicantumkan dalam kitab-kitab suci demi
keselamatan kita” (No. 11).
Kebenaran ini terus dipelihara dan diterapkan pada
suatu masa dan budaya tertentu oleh magisterium,
yakni otoritas mengajar Gereja.
Sementara kita menghadapi berbagai macam issue
seperti bioetika atau euthanasia - masalah-masalah
yang tak pernah dibicarakan secara spesifik dalam
Kitab Suci - betapa beruntungnya kita mempunyai
Gereja yang mengatakan “Cara hidup seperti ini
adalah benar atau cara ini salah menurut
kebenaran Kristus.”
Tak heran, Gereja Katolik menjadi berita utama
di surat-surat kabar; kita adalah satu-satunya
Gereja yang berpendirian tegas dan mengatakan,
“Ajaran ini adalah benar selaras dengan pemikiran
Kristus.”
Alasan lain mengapa saya seorang Katolik adalah
karena sakramen-sakramen kita.
Kita percaya akan ketujuh sakramen yang
dianugerahkan Yesus kepada Gereja.
Masing-masing sakramen menangkap suatu unsur
penting dari kehidupan Kristus, dan melalui kuasa
Roh Kudus mendatangkan bagi kita keikutsertaan
dalam kehidupan ilahi Allah.
Sebagai contoh, coba renungkan betapa anugerah
mahaberharga kita boleh menyambut Ekaristi Kudus,
Tubuh dan Darah Tuhan kita, atau menyadari
bahwa dosa-dosa kita telah sungguh diampuni dan
jiwa kita dipulihkan setiap kali kita menerima
absolusi dalam Sakramen Tobat.
Dan yang terakhir, saya seorang Katolik karena
orang-orang yang membentuk Gereja.
Saya mengenangkan begitu banyak para kudus:
St Petrus dan St Paulus yang memelihara agar
Injil hidup pada masa-masa awali.
Pada masa penganiayaan Romawi, para martir awal
Gereja - seperti St Anastasia, St Lusia, St Yustinus
atau St Ignatius dari Antiokhia, yang pada tahun
100 menyebut Gereja “Katolik” - membela iman dan
menderita aniaya maut karenanya.
Pada Abad-abad Kegelapan, ketika banyak hal
sungguh “gelap”, memancarlah terang yang
benderang dari St Fransiskus, St Dominikus dan
St Katarina dari Siena.
Pada masa gerakan Protestan, ketika bidaah
mengoyak Gereja, Gereja dibela oleh St Robertus
Bellarmino dan St Ignatius Loyola,
para reformator sejati.
Saya berpikir mengenai para kudus yang hidup
di jaman kita, seperti Mother Teresa atau Paus
Yohanes Paulus II, yang dari hari ke hari
melakukan karya kudus Allah.
Ada begitu banyak para kudus yang mengilhami
masing-masing kita untuk menjadi warga Gereja
yang baik.
Tetapi ada mereka-mereka yang lain juga.
Pada waktu Misa, arahkanlah pandangan
ke sekeliling gerejamu.
Lihatlah pasangan-pasangan suami isteri yang
berjuang untuk mengamalkan Sakramen Perkawinan
dalam abad yang memperturutkan hawa nafsu dan
perselingkuhan.
Lihatlah orang-orangtua yang rindu mewariskan
iman kepada anak-anak mereka.
Lihatlah kaum muda yang berjuang untuk
mengamalkan iman kendati dunia yang penuh
pencobaan.
Lihatlah kaum lanjut usia yang tetap setia kendati
perubahan-perubahan dalam dunia dan Gereja.
Lihatlah para imam dan kaum religius yang
membaktikan hidup mereka demi melayani Tuhan
dan Gereja-Nya.
Ada begitu banyak orang yang membentuk Gereja
kita.
Ya, tak seorang pun sempurna. Kita berdosa.
Itulah sebabnya mengapa salah satu doa terindah
dalam Perayaan Misa dipanjatkan sebelum tanda
damai; kita berdoa, “Tuhan Yesus Kristus,
jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu.”
Ya, kendati segala kelemahan manusia, Gereja,
sebagai lembaga yang didirikan oleh Kristus,
terus melaksanakan misi-Nya di dunia ini.
Singkat kata, itulah alasan-alasan mengapa saya
seorang Katolik dan seorang warga Gereja Katolik
Roma. Alasan-alasan ini bukanlah asal.
Melainkan, mencerminkan permenungan mendalam
dan pergulatan, setelah dibaptis Katolik,
setelah melewatkan masa pendidikan di sekolah
St Bernadette, setelah lulus dari SMA West
Springfield, dan setelah pergumulan sengit dengan
iman sepanjang hari-hari perkuliahan di William
and Mary dan kemudian di Seminari.
Saya harap setiap orang Katolik dapat dengan
bangga memberikan suatu jawaban yang jelas
dan mendalam atas pertanyaan,
“Mengapa kamu seorang Katolik?”
* Fr. Saunders is dean of the Notre Dame Graduate
School of Christendom College and pastor of
Queen of Apostles Parish, both in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: 'Why Are You A Catholic?'”
by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©1997 Arlington Catholic Herald, Inc.
All rights reserved; www.catholicherald.com
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya
atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
Senin, 09 April 2012
PASKAH BERSAMA WILAYAH KRISANTUS
Hari/Tanggal : Minggu, 22 April 2012
Tempat :”Alam Boriska” jln. Alternatif Puncak. Km. 5.5 Gadog
Tempat :”Alam Boriska” jln. Alternatif Puncak. Km. 5.5 Gadog
Pasir Muncang, Bogor, Desa Sukakarya
http://www.alamboriska.com/main/01-home.html
Acara : Misa, senam pagi, aneka lomba dan acara bebas
Langganan:
Postingan (Atom)