"Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya"
(1Ptr 5:5b-14; Mrk 16:15-20)
"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda
ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir
setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang
baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum
racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan
tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan
Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu
duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke
segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan
tanda-tanda yang menyertainya" (Mrk 16:15-20), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Markus, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Injil adalah warta gembira atau kabar baik, maka memberitakan Injil
berarti senantiasa memberitakan apa yang baik dan menggembirakan. Kami
berharap kepada segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada
Yesus Kristus untuk senantiasa memberitakan apa yang baik dan
menggembirakan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari kapan pun
dan dimana pun. Memang sekali lagi diri kita pertama-tama harus
senantiasa baik dan gembira adanya, karena Allah senantiasa menyertai
dan hidup serta bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Karena
Allah hidup dan bekerja dalam diri kita maka dalam situasi dan kondisi
apapun kita senantiasa ceria, gembira, dinamis, bergairah, tak pernah
menggerutu atau mengeluh sedikitpun. Dengan cara hidup dan cara
bertindak demikian kita sudah dapat menjadi pemberita apa yang baik dan
menggembirakan. Apa yang kita lakukan dan katakan akan diwartakan atau
diberitakan orang lain kepada teman-temannya. Tantangan, masalah dan
hambatan untuk memberitakan apa yang baik dan menggembirakan rasanya
pada masa kini sungguh banyak dan berat, mengingat dan memperhatikan
gaya hidup kebanyakan orang masa kini begitu egois dan kurang social
alias kurang memperhatikan kepentingan orang lain, dan dengan demikian
acuh dan tak acuh terhadap apa yang baik dan menggembirakan yang kita
wartakan. Orang kurang mendengarkan apa yang terjadi di lingkungan
hidupnya, dan cara hidup serta cara bertindaknya lebih dipengaruhi oleh
apa yang dapat dilihat dengan mata atau indera fisik ini. Orang lebih
melihat dan mengedepankan apa yang ada di luar atau yang nampak, dan
kurang mampu melihat dan memperhatikan apa yang ada dalam hati dan
pikiran orang lain. Sikap mental materialistis memang berlawanan dengan
semangat Injil.
· "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang
rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang
kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.Sadarlah dan
berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.Lawanlah dia
dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di
seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" (1Ptr 5:5b-9). Iblis
atau setan memang berkeliling, berkeliaran kemana-mana untuk merayu
orang melakukan kejahatan. Gejala suara atau rayuan setan dapat sangat
lembut dan sangat kasar atau keras. Rayuan lembut itu misalnya dalam
aneka tawaran bentuk kenikmatan duniawi (makan, minum, seks dst..), yang
mendatangi kita melalui teman-teman atau saudara-saudari kita yang
setiap hari bertemu atau bekerja bersama kita. Rayuan kasar dan keras
misalnya berupa gertakan atau teriakan keras yang memekakkan telinga dan
menakutkan. Orang yang lemah atau rapuh imannya pada umumnya akan
menjadi korban empuk rayuan setan. Kita diingatkan untuk menghadapi
rayuan setan dengan iman yang teguh, yang berarti senantiasa
mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi, rahmat Allah. Bersama dan
bersatu dengan Allah kita akan mampu mengalahkan rayuan setan yang
lembut maupun kasar. Salah satu bentuk penghayatan iman dalam menghadapi
rayuan setan antara lain berdoa, maka ketika menghadapi rayuan setan
berdoalah dengan menatap atau mengenangkan Yesus yang tergantung di kayu
salib, atau dengan membuat tanda salib seraya berkata "Demi nama Bapa
dan Putera dan Roh Kudus". Percayalah dengan penuh khidmat membuat tanda
salib anda akan menerima rahmat atau kekuatan luar biasa dari Allah,
maka anda akan mampu mengalahkan rayuan-rayuan setan.
"Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak
memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih
setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti
langit" (Mzm 89:2-3)
Ign 25 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar