Deshi Ramadhani SJ
Bil 21:4-9; Flp 2:6-11; Mzm 78:1-2,34-35,36-38; Yoh 3:13-17
HIDUPKATOLIK.com - Coba hitung, berapa banyak atlet mengambil jalan pintas untuk meraih prestasi dengan minum obat terlarang? Berapa banyak siswa berburu bocoran soal UAN? Berapa banyak karangan disusun dengan mencuri bahan tulisan orang lain? Dan, masih banyak lagi. Prinsipnya sama: jika ada jalan pintas yang mudah untuk mencapai tujuan, mengapa harus cari yang sulit?
Jika ini cara berpikir Anda, jalan kekristenan tidak akan cocok untuk Anda. Yang menjadi prinsip justru berbalikan: untuk bisa hidup dalam kemenangan kebangkitan, salib, dan kematian harus dialami. Yesus mengosongkan diri. Segala kemuliaan keilahian-Nya dengan rela dilepaskan untuk bisa taat sampai mati dengan cara yang paling hina. Dengan itu, nama-Nya menjadi Nama yang melebihi segala nama. Seluruh ciptaan pun tunduk. Untuk sampai pada kebangkitan, jalan terbaik adalah berkata “ya” pada salib.
Maka, kita pun merayakan “Pesta Salib Suci”. Dengan itu, kita menyatakan harapan kita: “Semoga kita tidak melupakan karya Tuhan yang agung.” Meskipun digigit ular berbisa, pandangan mereka yang tertuju pada ular tembaga yang ditinggikan akan membuat mereka tetap hidup. Kita memandang Dia yang disalibkan, sehingga kita bisa tetap hidup meskipun sekian banyak luka kehidupan kita rasakan. Jalan terbaik adalah memeluk rasa sakit itu bersama Dia yang telah terlebih dahulu melakukannya bagi kita.
Bil 21:4-9; Flp 2:6-11; Mzm 78:1-2,34-35,36-38; Yoh 3:13-17
HIDUPKATOLIK.com - Coba hitung, berapa banyak atlet mengambil jalan pintas untuk meraih prestasi dengan minum obat terlarang? Berapa banyak siswa berburu bocoran soal UAN? Berapa banyak karangan disusun dengan mencuri bahan tulisan orang lain? Dan, masih banyak lagi. Prinsipnya sama: jika ada jalan pintas yang mudah untuk mencapai tujuan, mengapa harus cari yang sulit?
Jika ini cara berpikir Anda, jalan kekristenan tidak akan cocok untuk Anda. Yang menjadi prinsip justru berbalikan: untuk bisa hidup dalam kemenangan kebangkitan, salib, dan kematian harus dialami. Yesus mengosongkan diri. Segala kemuliaan keilahian-Nya dengan rela dilepaskan untuk bisa taat sampai mati dengan cara yang paling hina. Dengan itu, nama-Nya menjadi Nama yang melebihi segala nama. Seluruh ciptaan pun tunduk. Untuk sampai pada kebangkitan, jalan terbaik adalah berkata “ya” pada salib.
Maka, kita pun merayakan “Pesta Salib Suci”. Dengan itu, kita menyatakan harapan kita: “Semoga kita tidak melupakan karya Tuhan yang agung.” Meskipun digigit ular berbisa, pandangan mereka yang tertuju pada ular tembaga yang ditinggikan akan membuat mereka tetap hidup. Kita memandang Dia yang disalibkan, sehingga kita bisa tetap hidup meskipun sekian banyak luka kehidupan kita rasakan. Jalan terbaik adalah memeluk rasa sakit itu bersama Dia yang telah terlebih dahulu melakukannya bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar