Oleh: Veronica Untik Hartanti
Kayaknya udah nggak asing lagi di telinga kita…..dan pastinya kalau kita di tanya pernah punya masalah atau nggak…udah sangat jelas dan pasti ya udah pernah, mungkin malah kelewat sering dapat masalah..hahhahahahaha. Masalah yang satu selesai, udah datang lagi masalah lain. Atau mungkin masalah satu belum selesai , udah datang lagi masalah yang lain. Huuuaaaa..pusiiiiing bangeeeeet…..
Uhm..ni aku ada cerita sedikit..soal filosofi sebuah pensil..aku dapat cerita ini dari seorang temenq di saat aku lagi ada masalah yg mnrtku cukup rumit…..dan cukup membuatku tersentuh dan membuatku bangkt lagi..dan trus semangat lagi deeeh….
Cerita Filosofi Pensil.. just share.. supaya kalian bisa lebih semangat menjalani semua ini..
Suatu hari, seorang anak yang baru masuk sekolah dasar bertanya kepada ayahnya, “Yah kenapa aku hanya boleh memakai pensil, sedangkan kakak boleh memakai pena, bukankah pena jauh lebih bagus dari pada pensil?“ Ayahnya tersenyum, lalu berkata “Nak, pensil itu memiliki pelajaran yang bagus buat kamu, ayah malah berharap kamu seperti pensil saat besar nanti.“
“Tapi yah, pensil itu kan tidak istimewa. Ia Cuma memiliki satu warna, dan kadang membuat tangan kotor “ujar anak itu. Ayahnya pun menjawab “Itu semua tergantung bagaimana kamu memaknai pensil tersebut“.
“Pensil mengajarkan kita beberapa hal dalam hidup. Walau ia berpenampilan sederhana, namun pensil memiliki kualitas prinsip yang bagus,” lanjut ayahnya.
“Pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari pensil adalah bahwa pensil mengingatkan kita bahwa kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Walaupun kita hanyalah sosok yang sederhana di mata manusia, yakinlah bahwa selalu ada Kuasa maha Dahsyat yang selalu membimbing kita. Seperti tangan kita yang kadang berhasil membimbing pensil untuk menulis hal-hal yang luar biasa, yakinlah bahwa selalu ada Kuasa Allah yang membimbing kita menurut kehendakNya. Maka kuatkanlah keyakinan mu kepadaNYA,”
“Pelajaran kedua, kadang ketika menulis, sesekali kita harus berhenti karena ujung pensil sudah tumpul hingga tulisan kurang bagus. Dan kita menggunakan rautan untuk menajamkannya kembali. Nah Rautan ini sudah tentu membuat si pensil menderita, namun setelah proses meraut selesai, pensil akan tajam dan tulisan pun bagus kembali,”
“Begitu juga kita dalam hidup. Kadang hidup kita merasa terus2an jalan ditempat, tidak ada kemajuan, saat berbagai penderitaan dan kesusahan melanda. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah kita sedang “diraut” untuk menajamkan kembali kualitas hidup kita. Kalaulah kita tidak ditajamkan kembali maka hidup ini akan biasa-biasa saja. Kita tidak akan pernah menjadi lebih baik. Karena justru saat penderitaan dan kesusahan datanglah kita sebenarnya sedang dipersiapkan untuk menjadi yang lebih baik lagi.“
“Pelajaran ketiga, Pensil selalu memberi kesempatan kita untuk menggunakan penghapus agar kita bisa memperbaiki tulisan yang salah. Seperti kita yang selalu berhak untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan dalam hidup ini. Namun walau begitu sebisa mungkin kesalahan itu diminimalisir, jangan sampai salah di tempat yang sama berulang-ulang, karena itu menandakan kita tidak pernah mau belajar. Kita bisa lihat bahwa penghapus tidak sepenuhnya bisa membersihkan tulisan yang terlanjur ditulis pensil. Ada titik-titik kotor yang tetap saja menganggu. Seperti perbuatan dan perkataan kita yang membekas kepada orang lain. Walau kita sudah dimaafkan, tetap saja meninggalkan noda.”
“Pelajaran keempat, bagian paling penting dari pensil bukanlah kayu dan hiasan indah yang melapisi luarnya. Bagian terpenting dari pensil adalah arang yang ada didalamnya. Seindah apapun riasan luarnya, sebagus apapun kayu yang melapisinya, tetap saja pensil tidak akan berarti kalau tanpa arang yang ada didalamnya. Oleh sebab itu selalulah berhati-hati dalam hidup dan sadari potensi serta sifat yang ada dalam dirimu. Memperbaiki Hati dan sifat mu lebih baik dari sekedar mengindahkan tampilan luar mu“
“Kelima. Di saat-saat terakhir (di masa depan nanti), apa yang telah engkau hasilkan itulah yang menunjukkan seberapa hebatnya dirimu yang sesungguhnya. Bukan pensil utuh yang dianggap berhasil, melainkan pensil-pensil yang telah membantu menghasilkan karya terbaik, yang berfungsi hingga potongan terpendek. Buatlah karya terindah dalam hidupmu dengan goresan-goresan kehidupanmu”.
semoga setelaah membaca cerita ini, kalian bisa mengambil makna dr cerita ini dan tentunya dapet kalian terapin deh dalam hidup keseharian kaliaaan…..semangaaat yach…….jangan gampang nyerah kalau kalian dapat masalah..sekalipun masalah besar dan bertubi2…
Kayaknya udah nggak asing lagi di telinga kita…..dan pastinya kalau kita di tanya pernah punya masalah atau nggak…udah sangat jelas dan pasti ya udah pernah, mungkin malah kelewat sering dapat masalah..hahhahahahaha. Masalah yang satu selesai, udah datang lagi masalah lain. Atau mungkin masalah satu belum selesai , udah datang lagi masalah yang lain. Huuuaaaa..pusiiiiing bangeeeeet…..
Uhm..ni aku ada cerita sedikit..soal filosofi sebuah pensil..aku dapat cerita ini dari seorang temenq di saat aku lagi ada masalah yg mnrtku cukup rumit…..dan cukup membuatku tersentuh dan membuatku bangkt lagi..dan trus semangat lagi deeeh….
Cerita Filosofi Pensil.. just share.. supaya kalian bisa lebih semangat menjalani semua ini..
Suatu hari, seorang anak yang baru masuk sekolah dasar bertanya kepada ayahnya, “Yah kenapa aku hanya boleh memakai pensil, sedangkan kakak boleh memakai pena, bukankah pena jauh lebih bagus dari pada pensil?“ Ayahnya tersenyum, lalu berkata “Nak, pensil itu memiliki pelajaran yang bagus buat kamu, ayah malah berharap kamu seperti pensil saat besar nanti.“
“Tapi yah, pensil itu kan tidak istimewa. Ia Cuma memiliki satu warna, dan kadang membuat tangan kotor “ujar anak itu. Ayahnya pun menjawab “Itu semua tergantung bagaimana kamu memaknai pensil tersebut“.
“Pensil mengajarkan kita beberapa hal dalam hidup. Walau ia berpenampilan sederhana, namun pensil memiliki kualitas prinsip yang bagus,” lanjut ayahnya.
“Pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari pensil adalah bahwa pensil mengingatkan kita bahwa kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Walaupun kita hanyalah sosok yang sederhana di mata manusia, yakinlah bahwa selalu ada Kuasa maha Dahsyat yang selalu membimbing kita. Seperti tangan kita yang kadang berhasil membimbing pensil untuk menulis hal-hal yang luar biasa, yakinlah bahwa selalu ada Kuasa Allah yang membimbing kita menurut kehendakNya. Maka kuatkanlah keyakinan mu kepadaNYA,”
“Pelajaran kedua, kadang ketika menulis, sesekali kita harus berhenti karena ujung pensil sudah tumpul hingga tulisan kurang bagus. Dan kita menggunakan rautan untuk menajamkannya kembali. Nah Rautan ini sudah tentu membuat si pensil menderita, namun setelah proses meraut selesai, pensil akan tajam dan tulisan pun bagus kembali,”
“Begitu juga kita dalam hidup. Kadang hidup kita merasa terus2an jalan ditempat, tidak ada kemajuan, saat berbagai penderitaan dan kesusahan melanda. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah kita sedang “diraut” untuk menajamkan kembali kualitas hidup kita. Kalaulah kita tidak ditajamkan kembali maka hidup ini akan biasa-biasa saja. Kita tidak akan pernah menjadi lebih baik. Karena justru saat penderitaan dan kesusahan datanglah kita sebenarnya sedang dipersiapkan untuk menjadi yang lebih baik lagi.“
“Pelajaran ketiga, Pensil selalu memberi kesempatan kita untuk menggunakan penghapus agar kita bisa memperbaiki tulisan yang salah. Seperti kita yang selalu berhak untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan dalam hidup ini. Namun walau begitu sebisa mungkin kesalahan itu diminimalisir, jangan sampai salah di tempat yang sama berulang-ulang, karena itu menandakan kita tidak pernah mau belajar. Kita bisa lihat bahwa penghapus tidak sepenuhnya bisa membersihkan tulisan yang terlanjur ditulis pensil. Ada titik-titik kotor yang tetap saja menganggu. Seperti perbuatan dan perkataan kita yang membekas kepada orang lain. Walau kita sudah dimaafkan, tetap saja meninggalkan noda.”
“Pelajaran keempat, bagian paling penting dari pensil bukanlah kayu dan hiasan indah yang melapisi luarnya. Bagian terpenting dari pensil adalah arang yang ada didalamnya. Seindah apapun riasan luarnya, sebagus apapun kayu yang melapisinya, tetap saja pensil tidak akan berarti kalau tanpa arang yang ada didalamnya. Oleh sebab itu selalulah berhati-hati dalam hidup dan sadari potensi serta sifat yang ada dalam dirimu. Memperbaiki Hati dan sifat mu lebih baik dari sekedar mengindahkan tampilan luar mu“
“Kelima. Di saat-saat terakhir (di masa depan nanti), apa yang telah engkau hasilkan itulah yang menunjukkan seberapa hebatnya dirimu yang sesungguhnya. Bukan pensil utuh yang dianggap berhasil, melainkan pensil-pensil yang telah membantu menghasilkan karya terbaik, yang berfungsi hingga potongan terpendek. Buatlah karya terindah dalam hidupmu dengan goresan-goresan kehidupanmu”.
semoga setelaah membaca cerita ini, kalian bisa mengambil makna dr cerita ini dan tentunya dapet kalian terapin deh dalam hidup keseharian kaliaaan…..semangaaat yach…….jangan gampang nyerah kalau kalian dapat masalah..sekalipun masalah besar dan bertubi2…