Kamis, 27 Oktober 2011
Rabu, 19 Oktober 2011
Ibadat 7 Hari meninggalnya Ibu Katarina Mudjiah
Yth Bapak/Ibu/sdr/i
Salam Damai Kasih Kristus
Kami mengundang Bpk/Ibu/Sdr/sdri untuk menghadiri ibadat peringatan 7 hari Ibu Katarina Mudjiah di panggil Allah Bapa disurga yang akan diselenggarakan pada :
Hari : Kamis / 20 Oktober 2011
Jam : 19.30 WIB
Tempat : Ibu Katarina Mudjiah Komplek Karyawan Walikota Blok C1/5
Hormat kami,
ST.Sardjiman
Kualitas Hidup
Dlm sebuah acara reuni, beberapa alumni Univesitas Barkeley, California menjumpai dosen kampus mereka dulu.Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, profesor tesebut segera ke dapur & mengambil seteko kopi panas & beberapa cangkir kopi yg berbeda-beda. Mulai dari cangkir yg terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik. Profesor tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir & mengisinya dengan kopi.
Setelah masing2 alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, profesor tersabut berkata, “Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir2 yg bagus & kini yg tersisa hanyalah cangkir2 yg murah & tidak menarik. Memilih hal yg terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yg bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain & mulai membandingkan cangkir kalian. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yg kalian nikmati bakanlah cangkirnya melainkan kopinya.”
Hidup kita seperti kopi dalam analogi tersebut di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan & harta benda yg kita miliki.
Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yg terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus & pekerjaan yg mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yg sangat keliru.
Kualitas hidup kita ditentukan oleh “Apa yg ada di dalamnya" bukan “Apa yg kelihatan dari luar”. Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita & kebahagiaan di dalam kehidupan kita? Itu sgt menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yg disajikan disebuah cangkir kristal yg mewah & mahal.
“Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.
Minggu, 16 Oktober 2011
“Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri” (Rm 4:20-25; Luk 12:13-21)
“Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri”
(Rm 4:20-25; Luk 12:13-21)
“Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” (Luk 12:13-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Ignasius dari Antiokhia, uskup dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Anak-anak yang bersika mental materilistis ketika kedua orangtuanya telah meninggal dunia pada umumnya akan segera minta berbagi warisan, dan ada kemungkinan pembagian warisan tidak adil, sehingga ada yang protres serta minta bantuan orang lain atau mengeluh kepada Tuhan dalam doa-doanya, sebagaimana kata salah seorang dari orang banyak yang mendengarkan pengajaranNya berseru kepada Yesus “Guru, katakan kepada saudaraku supaya ia membagi warisan dengan aku”. Sikap mental anak-anak yang demikian itu kiranya merupakan warisan dari orangtuanya yang bersikap mental materilistis, maka kami berharap kepada para orangtua untuk tidak bersikap mental materialistis. Ingatlah dan sadari ketika meninggal dunia atau dipanggil Tuhan aneka harta benda atau uang anda tidak akan dibawa serta, dan tentu akan menimbulkan masalah di antara anak-anak anda jika anda sendiri bersikap mental materialistis. Maka kami berharap anda sebagai orangtua sungguh “kaya di
hadapan Tuhan” artinya sungguh berbudi pekerti luhur, membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, bersikap social, dst.. Wariskan nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup yang membahagiakan dan menyelamatkan jiwa kepada anak-anak anda, bukan warisan berupa harta benda atau uang. Kebahagiaan sejati orangtua terjadi ketika anak-anaknya tumbuh berkembang menjadi ‘orang’, artinya hidup berbahagia dan damai sejahtera serta berbudi pekerti luhur karena didikan atau cintakasih dari orangtua. Marilah meneladan kemartiran St.Ignasius dari Antiokhia dengan sungguh hidup dan bertindak berdasarkan iman kita kepada Tuhan.
· “Terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran” (Rm 4:20-22), demikian kata Paulus mengenangkan iman bapa Abraham. Kiranya dengan ini pula Paulus mengingatkan kita semua sebagai orang-orang beriman untuk tetap percaya dan setia pada janji Tuhan, meskipun untuk itu harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Hendaknya kita tidak pernah bimbang menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah yang muncul karena kesetiaan pada iman, panggilan atau tugas pengutusan, melainkan tetaplah gembira dan bergairah atau bersemangat, karena dengan demikian anda akan memiliki kemampuan yang diteguhkan oleh Tuhan untuk mengatasi masalah, tantangan atau hambatan tersebut. Jika kita tetap gembira dan bergairah, maka kinerja
syaraf dan metabolism darah kita berjalan secara baik dan optimal, sehingga kita memiliki ketabahan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan, hambatan atau masalah. Sebagai orang beriman tidak alasan untuk tidak gembira atau bergairah, karena Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi atau menjiwai diri kita yang lemah dan rapuh ini. Wujudkan iman anda kepada Tuhan dengan hidup dan bertindak dalam Tuhan, sehingga bersama dan bersatu dengan Tuhan segala sesuatu menjadi mungkin, dapat kita kerjakan atau atasi.
“Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus -- untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita” (Luk 1:69-75)
Ign 17 Oktober 2011
(Rm 4:20-25; Luk 12:13-21)
“Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” (Luk 12:13-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Ignasius dari Antiokhia, uskup dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Anak-anak yang bersika mental materilistis ketika kedua orangtuanya telah meninggal dunia pada umumnya akan segera minta berbagi warisan, dan ada kemungkinan pembagian warisan tidak adil, sehingga ada yang protres serta minta bantuan orang lain atau mengeluh kepada Tuhan dalam doa-doanya, sebagaimana kata salah seorang dari orang banyak yang mendengarkan pengajaranNya berseru kepada Yesus “Guru, katakan kepada saudaraku supaya ia membagi warisan dengan aku”. Sikap mental anak-anak yang demikian itu kiranya merupakan warisan dari orangtuanya yang bersikap mental materilistis, maka kami berharap kepada para orangtua untuk tidak bersikap mental materialistis. Ingatlah dan sadari ketika meninggal dunia atau dipanggil Tuhan aneka harta benda atau uang anda tidak akan dibawa serta, dan tentu akan menimbulkan masalah di antara anak-anak anda jika anda sendiri bersikap mental materialistis. Maka kami berharap anda sebagai orangtua sungguh “kaya di
hadapan Tuhan” artinya sungguh berbudi pekerti luhur, membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, bersikap social, dst.. Wariskan nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup yang membahagiakan dan menyelamatkan jiwa kepada anak-anak anda, bukan warisan berupa harta benda atau uang. Kebahagiaan sejati orangtua terjadi ketika anak-anaknya tumbuh berkembang menjadi ‘orang’, artinya hidup berbahagia dan damai sejahtera serta berbudi pekerti luhur karena didikan atau cintakasih dari orangtua. Marilah meneladan kemartiran St.Ignasius dari Antiokhia dengan sungguh hidup dan bertindak berdasarkan iman kita kepada Tuhan.
· “Terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran” (Rm 4:20-22), demikian kata Paulus mengenangkan iman bapa Abraham. Kiranya dengan ini pula Paulus mengingatkan kita semua sebagai orang-orang beriman untuk tetap percaya dan setia pada janji Tuhan, meskipun untuk itu harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Hendaknya kita tidak pernah bimbang menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah yang muncul karena kesetiaan pada iman, panggilan atau tugas pengutusan, melainkan tetaplah gembira dan bergairah atau bersemangat, karena dengan demikian anda akan memiliki kemampuan yang diteguhkan oleh Tuhan untuk mengatasi masalah, tantangan atau hambatan tersebut. Jika kita tetap gembira dan bergairah, maka kinerja
syaraf dan metabolism darah kita berjalan secara baik dan optimal, sehingga kita memiliki ketabahan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan, hambatan atau masalah. Sebagai orang beriman tidak alasan untuk tidak gembira atau bergairah, karena Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi atau menjiwai diri kita yang lemah dan rapuh ini. Wujudkan iman anda kepada Tuhan dengan hidup dan bertindak dalam Tuhan, sehingga bersama dan bersatu dengan Tuhan segala sesuatu menjadi mungkin, dapat kita kerjakan atau atasi.
“Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus -- untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita” (Luk 1:69-75)
Ign 17 Oktober 2011
Jumat, 07 Oktober 2011
Selasa, 04 Oktober 2011
Sejarah Santo Krisantus
Santo Chrysanthus dan Daria (abad ke-3 - c. 283) adalah orang kudus masa Kristen awal. Menurut legenda, Chrysanthus adalah satu-satunya putra seorang bangsawan Mesir, bernama Polemius atau Poleon, yang hidup pada masa pemerintahan Numerian. Ayahnya pindah dari Alexandria ke Roma. Chrysanthus dididik dengan cara terbaik pada zaman tersebut. Kecewa dengan kelebihan di dunia Romawi, ia mulai membaca Kisah Para Rasul.
Dia kemudian dibaptis dan dididik dalam pemikiran Kristen oleh seorang pendeta bernama Carpophorus. Ayahnya tidak senang dengan konversi Chrysanthus dan berusaha untuk menanamkan cara-cara sekuler ke putranya dengan mencobai Dia dengan pelacur, tapi Chrysanthus mempertahankan keperjakaannya.
Dia menolak ketika ayahnya mengatur pernikahan untuk Daria, seorang Romawi Vestal Virgin. Chrysanthus dikonversi pengantin barunya dan meyakinkan dia untuk tinggal bersamanya dalam keadaan suci. Karena perawan Vestal mengambil kaul kemurnian selama tiga puluh tahun masa pelayanan mereka, perjanjian Daria untuk hidup dalam sebuah pernikahan yang suci tidak akan mengejutkan.
Beberapa mengklaim bahwa dia menjadi sasaran eksekusi dengan rajam, yang lain mengatakan ia dipenggal dan yang lain mengklaim dia dikubur hidup-hidup di sebuah lubang yang dalam di samping suaminya. Mereka dimakamkan dalam lubang pasir dekat Via Salaria Nova, katakombe di Roma.
Dia kemudian dibaptis dan dididik dalam pemikiran Kristen oleh seorang pendeta bernama Carpophorus. Ayahnya tidak senang dengan konversi Chrysanthus dan berusaha untuk menanamkan cara-cara sekuler ke putranya dengan mencobai Dia dengan pelacur, tapi Chrysanthus mempertahankan keperjakaannya.
Dia menolak ketika ayahnya mengatur pernikahan untuk Daria, seorang Romawi Vestal Virgin. Chrysanthus dikonversi pengantin barunya dan meyakinkan dia untuk tinggal bersamanya dalam keadaan suci. Karena perawan Vestal mengambil kaul kemurnian selama tiga puluh tahun masa pelayanan mereka, perjanjian Daria untuk hidup dalam sebuah pernikahan yang suci tidak akan mengejutkan.
Beberapa mengklaim bahwa dia menjadi sasaran eksekusi dengan rajam, yang lain mengatakan ia dipenggal dan yang lain mengklaim dia dikubur hidup-hidup di sebuah lubang yang dalam di samping suaminya. Mereka dimakamkan dalam lubang pasir dekat Via Salaria Nova, katakombe di Roma.
Doa Rosario Minggu II
Yth Bapak/Ibu/sdr/i
Salam Damai Kasih Kristus
Dalam Rangka BULAN ROSARIO dan melestarikan tradisi kesalehan Gereja kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/i sekalian warga Krisantus 6 untuk datang dalam acara DOA ROSARIO BERSAMA yang diselenggarakan pada :
Hari : Sabtu / 8 Oktober 2011
Jam : 19.30 -21.30 W I B
Tempat : Bpk.Ignatius Bambang , Komp.Keuangan blok D/10
Acara : Doa Rosario Bersama
Besar harapan kami untuk bisa meluangkan waktu ,berkat Tuhan Yesus senantiasa melimpah
kepada kita.
Hormat kami,
Ketua Lingkungan Krisantus 6 Nb:bawa puji syukur,& Rosario
ST.Sardjiman
SUSUNAN PANITIA ULANG TAHUN KRISANTUS
NO. | JABATAN | NAMA | Telp/HP |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. | Ketua Wakil Sekretaris Bendahara Sie Acara Sie Konsumsi Sie Perlengkapan Sie Umum Sie Dokumentasi Sie Liturgi | Bp.ST.Sardjiman Bp.Yohanes Suwarjo 1. Ibu Sandia 2. Fl.Dwiasto Eri 1.Ibu Hendi Astuti 2.Ibu Emmilina S 1.Ibu Yunita Taniwangsa 2.Bp Agustinus S 1. Ibu.Yustina Kemirah 2. Ibu.Elisabeth 1.Bpk. Giyanto 2.Bpk.Donny Sudiro 1.Bp.Adi 2.Bp.Ray 2.Steven,Hendra (OMK) 1. Bp.Jhon Tjahjadi 2. Ibu.Vincentia 1.Bp.Timmy 2.Bp.Iman Chandra 3.Ibu Harsono | 0821 10431xxx 0812 9326xxx 0852 1563 5xxx 021-585 6xxx 081219755xxx 021-584 2xxx 0816-1870xxx 021-70742xxx 021-5850xxx 0817-108xxx 021-585 5xxx 021-70742xxx 021-5843xxx 0816 710 xxx 021-585 5xxx 021-70719xxx 021-5840095 081317904xxx |
Minggu, 02 Oktober 2011
Doa Rosario Minggu I dan Pendalaman Kitab suci di rumah Bpk Ray/Ibu Yustina Kemirah
Sharing Video Doa Rosario dan Pendalaman Kitab suci di rumah Bpk Ray/Ibu Yustina Kemirah ,1 Oktober 2011
Langganan:
Postingan (Atom)